Bernafas tanpa henti
Biasanya
setiap akhir bulan , aku , ibu , dan adik -adik menunggu kedatangan ayah dari kota
Bandung dengan wajah riang , tapi tidaak untuk kali ini . Kami menunggu beliau penuh
rasa cemas dan khawatir. Karena saat itu, ibu ku sakit dan tak kunjung sembuh
. Kami berharap ayah akan datang malam itu juga . Harapan kami
terkabul , dari belakang pintu muncul sosok yang familiar dan dugaan ku benar
itu ayah . Malam itu ayah langsung membawa ibu ke Ruamah sakit terdekat .
Ke
esokan hari, semua keluarga ku berencana menjenguk ibu ku .Sorenya kami
berangkat memekai mobil paman ku . Hati ku berdebar penuh harap saat hendak sampai
, tapi tiba-tiba mobil kami balik arah kembali kerumah dan perasaan ku mulai tidak enak .Bayangan ibu ku selalu muncul dalam pikiran ku ,dalam perjanan,
seribu pertanyaan muncul dalam benakku .
Setelah
sampai di rumah, pelukan erat tanteku mengejutkan ku . Dengan berlinang air
mata ia berkata padaku “nisa..... nak , kamu sama adik-adik kamu ,,, kalin tidak akan sendiri, tante akan selalu ada di samping kalian,, kalian .... kalian .”
suaranya terhenti dan air mata semakin deras keluar dari matanya yang sudah sembab
, aku menatap mata sembab nya dan berkata “ tan ,, tante kenapa ?” ia berbalik menatap mata ku “nis ,,, ibu kalian
mening.....gal.” Ucapan itu terasa
singkat dan menusuk hati paling dalam , mataku merah, semua sendiku terasa kaku ,air mataku deras
mengalir , teriakan ku menggelegar bagai gemuruh “
IBU...............IBU.............IBU..............” .
Seminggu
masih kulalui dengan tangis yang masih selalu membasahi pipiku , tapi setelah
itu aku dan adik-adik bisa beraktifitas seperti biasa meskipun masih sering teringat dengan almarhumah ibu. Satu taun kemudian aku lulus SD dan melanjutkan ke SMP deket desa
ku ,tapi tidak untuk adikku yang paling kecil yang baru masuk sekolah dan
langsug harus jauh dari keluarganya . Dia akan sekolah ples mondok di luar
provinsi .Aku merasa ayah ku telah membuang adikku dan menelantarkannya . Tapi
tidak , itu semua demi kebaikan bersama, karena setelah itu ayah ku merantau ke
negri jiran untuk menghidupi kami semua .Dengan pengorbanan itu akhirnya kami
semua bisa hidup berkecukupan dan sekolah dengan baik .
Tiga
taun kemudian aku lulus SMP dengan nilai pas pasan . aku menyusul adikku untuk
belajar plus mondok di Jogja .Di sini aku membangun hidup baru , menjadikan
kenangan yang lalu menjadi kekuatan ku , pedoman hidup ku agar menjadi lebih
baik .
By:yayah@khoir
ibu memang telah tiada...
BalasHapustapi nasehat, kasih sayang yang pernah tercurah darinya tak akan pernah terlupakan
tak cukup hanya menjadi kenangan
namun akan menjadi pedoman juga
bahwa nasehat ibu, akan selalu berguna...
lalu ayah,,
dia tidak akan pernah membiarkan lilin-lin kecilny meredup atau bahkan mati
ia akan berusaha agar lilin-lin kecilnya bisa tetap bercahaya
betul,,,, betul,,,betu,,,,
Hapusmy parents are the best for me