Khitbah yang tertunda
Kejernian
air laut ......
Keindahan
di pandang mata
Kenangan
indah terukir di antara nya
Kenangan
yang memacu semangat ku untuk hidup
Terimakasih
wahai kenangan (for all)
”Sepenggal puisi untuk seorang yang telah
pergi
”
Sepenggal
puisi kenangan membuat mata Fikri perih dan berkaca-kaca yang di baca nya
sambil menikmati udara segar di pantai . Seketika bayangan sesosok wanita yang
manis ,selalu berkrudung panjang , amat sopan ,dan smart bernama Najwa muncul dalam pikirannya dan terlintas sebuah
kenangan indah bersama perempuan tersebut . Saat pertemuannya yang pertama
dengan Najwa di sebuah tempat pelelangan ikan .
***
“ ayo ..... mari .... ikan
murah......, ikan langka..... ikan enak..... semua ada di sini ,,,, ayo” semua
pelelang berlomba-lomba mengeraskan suaranya , acara tersebut berlangsung
sampai sore dan entah mengapa aku masih betah di tempat ini walaupun pengunjung
yang lain sudah pulang ke rumah masing-masing . Tak bosan ku berjalan-jalan di
sekitar pelelangan ini yang menyuguhkan keindahan ciptaan allah SWT
“assalamualaikum ya akhi” tiba-tiba lembut suara terdengar menyapa ketika aku sedang
memilah milih ikan , aku pun menoleh dan menjawab “ waalaikumsalam ya ukhti ,
ada yang bisa saya bantu,,,,,,,,,,,,,,,?”
sambil menengkupkan tangan di depan dada ia berkata “saya najwa , saya
mau mencari ikan tongkol ,,, apakah akhi tau tempatnya?” saya balas
menengkupkan tangan dan berkata dengan hati berdebar dan salah tingkah melihat
najwa “ saya fakhhri ,,, maaf ukhti kalo jam segini biasanya ika-ikan tongkol
sudah habis terjual, tapi gak tau juga sih kalo sekarang,,,,” aku
menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal “oh ya... syukron ya fikri” menengkupkan tangannya ke dada kembali.
“afwan,,, oh ya , ya najwa apa anti sendirian ?” aku bertanya agak ragu sambil membalas menengkupkan tangan “ la , ya
fikri saya sama adik saya ,, dan antum sendiri ?”, “kalo saya sih sendiri ,
biasa ,,,, lah” .Senyum nya sedikit mengembang dan terlihat sangat manis .
Tiba-tiba ia berkata “afwan ya fikri saya harus cepat pulang , udah di tunggu
kaya nya , assalamualaikum ,,,”
“waalaikum salam” . Ia pun berbalik arah dan dengan cepat hilang dari
pandangan ku .
***
Bayangan
sosok najwa menghiasi pikiran ku , ingin
rasanya ta’aruf dengan nya tapi sebulan aku tidak berjumpa dengan nya lagi,
membuat niatku ciut. Pikiran itu terlintas seketika dalam lamunan ku saat
berbaring . “Tulittetetetetetet.....”
bunyi hp yang ada di samping ku memecah lamunan seketika ternyata dari
lusi , teman sekampusku dulu “ fik , kamu mau ikut acara BAKSOS di kampus kita
dulu ngga?” , “ waalaikum salam ,,, ya , aku ikut , kapan ?” ...dengan nada
lesu karena masih mengantuk
“hi....hi...hi... aku lupa ,,, aku belum salam , assalamualaikum,,,,
acara nya besok jam 08:00 ok.... wassalamualaiku ,,,,” . “ya waalaikum
salam,,,,” telpon di tutup oleh nya “ huh... kebiasaan ( desah ku dalam hati )
Keesokan hari nya di kampus, suasana
mulai ramai. “ hai fik , gimana kabar mu sama usaha desain kaligrafi mu?.” Suara
datang dari samping ku, yang ternyata teman lamaku si iqbal dengan keluarganya
di belakang nya “ alhamdulilllah baik-baik aja kalo kamu gimana?” sambil
mengulurkan tangan ku. “Alhamdulillah aku juga ,,,, oh ya , kenalin ini
keluarga ayah ku yang dari semarang , mereka lagi liburan di sini ,”. Kami
semua asyik ngobrol bersama tapi tiba-tiba hatiku tertegung melihat sesosok
wanita berkrudung yang selalu ku pikirkan akhir-akhir ini .Dengan spontan ku
berkata “najwa...... kamu kok disini?”. “antum fikri kah? , lama kita tak jumpa
,,,, saya di ajak jala-jalan sama iqbal kesini” dengan wajah agak terejut
“oalah kalian saling kenal to ,,, ia fik ini sepupu ku” “kami pun saling
menengkupkan tangan di depan dada”.
Harapan yang mulai ciut pun mengembang kembali
. Sejak pertemuan itu kami sering berhubungan lewat telfon membicarakan
mengenai desain-desain kaligrafi yang ku buat. Hingga suatu hari aku berniat
untuk mengkhitbahnya , tapi rupanya aku terlambat menyampaikan hal tersebut
kepadanya karena ia akan melanjutka studinya ke paris . Akupun hanya menyesali
keterlambatan ku dan memohon agar di berikan yang terbaik oleh allah SWT dalam setiap shalat malam .
***
Itulah
kenangan yang indah sekaligus menyedihkan untuk fikri . Setelah mengingat
kenagan nya itu, ia pulang kembali ke rumah nya membawa puisi yang ia tulis
untuk najwa . Di jalaan mobil nya tiba-tiba menabrak sebuah mobil yang hendak
menyebrang , ia pun keluar untuk meminta maaf kepada orang tersebut . Betapa
terkejutnya ia saat melihat orang yang di mobil tersebut adalah orang yang
selalu ia rindukan selama ini “ najwa...ma,,,maaf.. .?” ia keluar dari mobil
nya dan berkata sambil menengkupkan tangan nya di depan dada “ na’am ,ya fikri
,, ngga papa , saya juga salah. oh ya, antum mau kemana ?” membalas
menengkupkan tangan “saya tadinya mau pulang , oh ya najwa saya mau ngomong
sesuatu sama anti apa ada waktu” . “na’am , ya fikri , tentu saja” . Mereka pun
pergi ke taman dekat jalan tadi .
“Ya
fikri apa yang antum ingin bicarakan ?” . dengan hati tidak menentu aku pun
memberanikan diri untuk menyatakan perasaan ku “ ya najwa apa anti bersedia
saya khitbah menjadi istri saya ?” mendadak wajah putih najwa berubah menjadi
kemerah merahan kata-kata pun mulai dari mulut nya “na’am ya fikri” . spontan fikri langsung
suju syukur di tama tersebut dan mereka pun melangsungkan pernikahan 1 minggu
kemudian .
end
Semoga menghibur and thank you very muck
By
: yayah @ khoir
cerita yang bagus. sedikit saran ya,,, sebaiknya menggunakan satu sudut pandang saja. oang pertama atau orang ketiga saja. terimakasih, semangat berkarya...:)
BalasHapusok,,, makasih atas sarannya mba fina,,,,, :D
BalasHapushope that tomorrow will be better